Friday 18 October 2013

sampah

Mendengar istilah Sampah pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, terbayang dan terlintas dalam benak kita berupa tumpukan barang limbah yang tidak sedap dilihat serta beraroma busuk menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak (wikipedia). Sampah dapat berada pada setiap fase / materi, yaitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam fase cair dan gas, terutama dalam fase gas sampah ini disebut sebagai emisi berkait dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi). 
Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, dan sampah pertambangan. Sedangkan menurut sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu; 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dll, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya plastik, botol, kaleng dll.
Sampah di Perkotaan
Dewasa ini sampah selalu identik dengan permasalahan dibelahan dunia manapun. Problem klasik sampah selalu dihadapi oleh penduduk dunia, tetutama di wilayah perkotaan. Hal ini disebabkan kerena usaha mengurangi volume sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Sehingga keberadaan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru lingkungan perkotaan. Dengan volume timbunan sampah berlebihan menyebabkan kegiatan pengangkutan dan mengolah di TPA diluar kapasatitas yang ada. Sebagai dampak langsung maupun tidak langsung bagi penduduk dilingkungan perkotaan, khususnya yang berdekatan dengan lokasi penumpukan sampah. Dampak langsung adalah timbulnya berbagai penyakit menular, bau yang tidak enak, serta mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan. Adapun dampak tidak langsungnya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air selokan dan sungai karena karena terhalang timbunan sampah .
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang lebih baik dari cara pembakaran. Empat ( 4R ) prinsip yang dapat digunakan dalam menangani masalah sampah : 
  • Reduce (Mengurangi); upayakan meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. 
  • Re-use (Memakai kembali); pilihlah barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai, buang). 
  • Recycle (Mendaur ulang); barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Perlu diingat tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.  
Replace (Mengganti); Ganti barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. 
sampah juga bisa di gunakan untukpeluang ekonomi contohnya di area terpencil dan kepulauan

Instalasi Bio Elektrik 3000L terdiri dari 1 unit digester 3000 liter, 1 unit pemurnian biogas ( methane purifier) MP 12135 (PVC), gas holder kapasitas 3 m3, 1 unit generator BG 1000 w (genset biogas daya 1000 watt), bakteri aktivator metan GP-7 untuk 1 bulan serta perlengkapan instalasi hingga unit kompor dan generator. Instalasi Bio Elektrik BD 3000L berkemampuan mengolah limbah biomassa atau sampah organik untuk pertama kalinya 3 m3 (setara dengan berat 0,9 ton) dan hari selanjutnya 0,6 m3 atau 0,18 ton/ hari.


Instalasi Bio Elektrik 3000L terdiri dari 1 unit digester 3000 liter, 1 unit pemurnian biogas ( methane purifier) MP 12135 (PVC), gas holder kapasitas 3 m3, 1 unit generator BG 1000 w (genset biogas daya 1000 watt), bakteri aktivator metan GP-7 untuk 1 bulan serta perlengkapan instalasi hingga unit kompor dan generator. Instalasi Bio Elektrik BD 3000L berkemampuan mengolah limbah biomassa atau sampah organik untuk pertama kalinya 3 m3 (setara dengan berat 0,9 ton) dan hari selanjutnya 0,6 m3 atau 0,18 ton/ hari.
Pengusaha provinsi Jawa Barat berminat menggarap sampah di Batam menjadi sumber bio energi dengan menerapkan teknologi yang tepat guna. Direktur PT  Cipta Visi Sinar Kencana Sonson Garsoni menyebutkan teknologi pengolahan sampah menjadi bio energi telah diterapkan di Jawa Barat dan hasilnya sudah dapat dirasakan oleh masyarakat. "Mengolah sampah menjadi energy listrik dan bisa dijadikan pupuk organik teorinya rumit, namun pada praktiknya hal itu sangat mudah dapat diterapkan di mana pun di Indonesia," paparnya, usai seminar Pemanfaatan Biomassa (Material Organik) Menjadi Bio Listrik dan Pupuk di Batam, Kamis (26/5).

Apalagi teknologi pengolahan sampah menjadi energi bisa diterapkan di kawasan terpencil di daerah pesisir yang ada di sejumlah kawasan di Batam seperti pulau-pulau yang sulit mendapatkan listrik. Daerah-daerah yang telah diuji coba antara lain Cipondoh Tangerang, pesantren Internasional, di Indramayu, dan Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dia menjelaskan seperti di Cipondoh, diterapkan pada sebuah danau berisikan enceng gondok yang terdapat kafe di sekitarnya. "Kita ubah enceng gondok menjadi energy yang ramah lingkungan. Dan bisa dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha, dengan biaya murah," ujarnya. Khusus Batam, lanjut dia, banyak sarana fasilitas akomodasi seperti hotel dan restoran. Yang mana menghasilkan food waste (sampah sisa makanan) yang masuk kategori sampah organik.

Dengan alat yang berupa digester dan generator untuk mengolah dan membangkitkan listrik, hal itu bisa dilakukan. Dengan syarat yaitu terdapatnya   sampah organik yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik bagi kapasitas digester terkecil 3 meter kubik atau 1 ton, dengan masukan biomassa/ hari sekitar 150 kg material kering, dan sudah mampu menghasilkan listrik sekitar 5 atau 6 Kwh atau sama dengan 5.000 -6.000 watt per hari.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam Rudy mengatakan Pemkot Batam mendukung upaya perusahaan Jawa Barat untuk mengubah sampah organik menjadi energi yang bermanfaat dan murah bagi masyarakat Batam. "Masyarakat di daerah ini akan senang sekali dengan penerapan teknologi tersebut jika benar-benar akan diimplementasikan dalam waktu dekat, kami mendukung upaya itu," katanya.

SAMPAH ANORGANIK

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.
sampah anorganik sangat berdampak bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya 
contohnya :
a.Gangguan Kesehatan
>Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong enularan infeksi;
>Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;
b. Menurunnya kualitas lingkungan
c. Menurunnya estetika lingkungan
>Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;
d. Terhambatnya pembangunan negara.


selain berdampak buruk sampah anorganik juga bisa dimanfaatkan untuk bisnis kerajinan tangan 
contohnya di kutip dari http://iti-kbt-gisca-putri.blogspot.com/ yang memanfaatkan sampah anorganik menjadi tas anyaman dari limbah plastik,dompet,tempat alat tulis yang berasal dari limbah kaleng bekas,dan juga lampu hias dari botol atau kaleng bekas .
nih contohnya:


dompet dari limbah plastik


tas dari anyaman limbah plastik


tempat alat tulis dari kaleng bekas


lampu hias dari botol bekas 

mau liat hasil daur ulang lainnya silah kan buka email ini http://putrigisca@yahoo.co.id

terima kasih